Lavenia
Hascar Dewi / 7136 / 4 Kimia Analis 1
Siklamat adalah pemanis buatan yang cukup murah. Memiliki rasa manis
30-50 kali gula pasir, dan jarang meninggalkan aftertaste pahit seperti halnya
sakarin dan K-acesulfame (akan dibahas di bagian kelima). Siklamat sering
digunakan dalam kombinasi dengan pemanis buatan lainnya, terutama sakarin
(dalam campuran siklamat – sakarin dalam perbandingan 10:1).
Dari segi strukturnya, siklamat merupakan garam kalsium atau natrium dari asam sikloheksansulfamat. Siklamat dapat disintesis dengan reaksi sulfonasi terhadap sikloheksilamin, baik oleh asam sulfamat maupun sulfurtrioksida. Siklamat tidak rusak jika mengalami pemanasan.
Sejarah :
Seperti pemanis buatan lainnya, siklamat sebagai pemanis ditemukan
secara tidak sengaja. Michael Sveda dari University of Illinois menemukan
siklamat saat berusaha mensintesis obat antipiretik, pada tahun 1937. Siklamat
diperkenalkan secara luas pada tahun 1950. Penggunaan siklamat pada awalnya
hanya ditujukan untuk industri obat, yaitu untuk menutupi rasa pahit dari zat
aktif obat seperti antibiotik dan pentobarbital. Setelah dinyatakan aman pada
tahun 1958, siklamat semakin dikenal sebagai pemanis buatan yang rendah kalori.
Karena itu siklamat, baik dalam bentuk padat maupun cair, dianggap cocok untuk
penderita diabetes melitus. Namun keadaan ini tidak bertahan lama. Pada tahun
1969, Amerika Serikat menarik peredaran siklamat dari pasaran dan industri
makanan secara total. Inggris juga menarik peredaran siklamat pada tahun 1970.
Laboratorium Abbott telah beberapa kali berusaha agar pelarangan peredaran
siklamat dicabut oleh US FDA (Food and Drug Administration), namun sampai
sekarang tidak berhasil. Saat ini, siklamat masih disetujui penggunaannya di
lebih dari 50 negara, termasuk Inggris.
Penggunaan :
Siklamat sekarang sudah
jarang ditemukan dalam produk minuman. Siklamat dapat ditemukan sebagai pemanis
dalam Coca Cola Zero (hanya pada produk yang beredar di Jerman, Austria,
Yunani, Spanyol, Venezuela, Brazil, dan beberapa negara Eropa timur) dan Coca Cola
Light.
Keamanan :
Siklamat ditarik pada
bulan Oktober 1969 karena keamanannya yang tidak jelas. Pada tahun 1966
dilaporkan bahwa flora bakteri tertentu di usus mampu mendesulfonasi siklamat
kembali ke bentuk asalnya, yaitu sikloheksilamin. Sikloheksilamin dapat
menyebabkan keracunan kronik pada hewan. Selain itu, konsumsi campuran siklamat
dan sakarin pada hewan meningkatkan risiko kanker empedu. Pernah juga
dilaporkan, siklamat dapat menyebabkan atrofi testis dan gangguan fungsi
vesikel seminalis; namun bukti nyatanya tidak jelas.
Penggunaan sakarin dan siklamat sebagai zat pemanis makanan dari
beberapa penelitian ternyata dapat menimbulkan karsinogen. Dari hasil uji coba
menunjukkan bahwa meningkatnya tumor kandung kemih pada tikus melibatkan
pemberian dosis kombinasi sakarin dan siklamat dengan perbandingan 1: 9.
Siklamat yang memiliki tingkat kemanisan yang tinggi dan enak rasanya
tanpa rasa pahit walaupun tidak berbahaya dan digunakan secara luas dalam
makanan dan minuman selama bertahun-tahun, keamanannya mulai diragukan karena
dilaporkan dari hasil penelitian pada tahun 1969 bahwa siklamat dapat
menyebabkan timbulnya kankaer kandung kemih pada tikus yang diberi ransum
siklamat. Hasil metabolisme siklamat yaitu sikloheksilamina mempunyai sifat
karsinogenik. Tingkat peracunan siklamat melalui mulut pada tikus percobaan
yaitu LD50 (50% hewan percobaan mati) sebesar 12,0 g/kg berat badan. Penelitian
lain menunjukkan bahwa siklamat dapat menyebabkan atropi yaitu terjadinya
pengecilan testicular dan kerusakan kromosom.
Pada penelitian lainnya menunjukkan bahwa siklamat terbukti tidak bersifat karsinogen dan uji mutagenisitas jangka pendek tidak membuahkan hasil yang konsisten. Hal ini menyebabkan siklamat di beberapa negara diizinkan kembali penggunaannya, kecuali negara Amerika Serikat tidak mengizinkan penggunaan siklamat sebagai zat tambahan makanan.
Pada penelitian lainnya menunjukkan bahwa siklamat terbukti tidak bersifat karsinogen dan uji mutagenisitas jangka pendek tidak membuahkan hasil yang konsisten. Hal ini menyebabkan siklamat di beberapa negara diizinkan kembali penggunaannya, kecuali negara Amerika Serikat tidak mengizinkan penggunaan siklamat sebagai zat tambahan makanan.
Di Indonesia menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 722/Menkes/Per/1X/88 kadar maksimum asam siklamat yang diperbolehkan dalam makanan berkalori rendah dan untuk penderita diabetes melitus adalah 3 g/kg bahan makanan/minuman. Menurut WHO batas konsumsi harian siklamat yang aman (ADI) adalah 11 mg/kg berat badan. Sedangkan pemakaian sakarin menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 208/Menkes/Per/1V/85 tentang pemanis buatan dan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 722/Menkes/Per/1X/88 tentang bahan tambahan pangan, menyatakan bahwa pada makanan atau minuman olahan khusus yaitu berkalori rendah dan untuk penderita penyakit diabetes melitus kadar maksimum sakarin yang diperbolehkan adalah 300 mg/kg.
Sumber :
http://hnz11.wordpress.com/2009/05/27/siklamat/
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/zat-aditif/sakarin-dan-siklamat/
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/zat-aditif/sakarin-dan-siklamat/