Selasa, 29 April 2014

SIKLAMAT


 Lavenia Hascar Dewi / 7136 / 4 Kimia Analis 1





Siklamat adalah pemanis buatan yang cukup murah. Memiliki rasa manis 30-50 kali gula pasir, dan jarang meninggalkan aftertaste pahit seperti halnya sakarin dan K-acesulfame (akan dibahas di bagian kelima). Siklamat sering digunakan dalam kombinasi dengan pemanis buatan lainnya, terutama sakarin (dalam campuran siklamat – sakarin dalam perbandingan 10:1).

Dari segi strukturnya, siklamat merupakan garam kalsium atau natrium dari asam sikloheksansulfamat. Siklamat dapat disintesis dengan reaksi sulfonasi terhadap sikloheksilamin, baik oleh asam sulfamat maupun sulfurtrioksida. Siklamat tidak rusak jika mengalami pemanasan.

Sejarah :
Seperti pemanis buatan lainnya, siklamat sebagai pemanis ditemukan secara tidak sengaja. Michael Sveda dari University of Illinois menemukan siklamat saat berusaha mensintesis obat antipiretik, pada tahun 1937. Siklamat diperkenalkan secara luas pada tahun 1950. Penggunaan siklamat pada awalnya hanya ditujukan untuk industri obat, yaitu untuk menutupi rasa pahit dari zat aktif obat seperti antibiotik dan pentobarbital. Setelah dinyatakan aman pada tahun 1958, siklamat semakin dikenal sebagai pemanis buatan yang rendah kalori. Karena itu siklamat, baik dalam bentuk padat maupun cair, dianggap cocok untuk penderita diabetes melitus. Namun keadaan ini tidak bertahan lama. Pada tahun 1969, Amerika Serikat menarik peredaran siklamat dari pasaran dan industri makanan secara total. Inggris juga menarik peredaran siklamat pada tahun 1970. Laboratorium Abbott telah beberapa kali berusaha agar pelarangan peredaran siklamat dicabut oleh US FDA (Food and Drug Administration), namun sampai sekarang tidak berhasil. Saat ini, siklamat masih disetujui penggunaannya di lebih dari 50 negara, termasuk Inggris.

Penggunaan :
Siklamat sekarang sudah jarang ditemukan dalam produk minuman. Siklamat dapat ditemukan sebagai pemanis dalam Coca Cola Zero (hanya pada produk yang beredar di Jerman, Austria, Yunani, Spanyol, Venezuela, Brazil, dan beberapa negara Eropa timur) dan Coca Cola Light.

Keamanan :
Siklamat ditarik pada bulan Oktober 1969 karena keamanannya yang tidak jelas. Pada tahun 1966 dilaporkan bahwa flora bakteri tertentu di usus mampu mendesulfonasi siklamat kembali ke bentuk asalnya, yaitu sikloheksilamin. Sikloheksilamin dapat menyebabkan keracunan kronik pada hewan. Selain itu, konsumsi campuran siklamat dan sakarin pada hewan meningkatkan risiko kanker empedu. Pernah juga dilaporkan, siklamat dapat menyebabkan atrofi testis dan gangguan fungsi vesikel seminalis; namun bukti nyatanya tidak jelas.
Penggunaan sakarin dan siklamat sebagai zat pemanis makanan dari beberapa penelitian ternyata dapat menimbulkan karsinogen. Dari hasil uji coba menunjukkan bahwa meningkatnya tumor kandung kemih pada tikus melibatkan pemberian dosis kombinasi sakarin dan siklamat dengan perbandingan 1: 9.

Siklamat yang memiliki tingkat kemanisan yang tinggi dan enak rasanya tanpa rasa pahit walaupun tidak berbahaya dan digunakan secara luas dalam makanan dan minuman selama bertahun-tahun, keamanannya mulai diragukan karena dilaporkan dari hasil penelitian pada tahun 1969 bahwa siklamat dapat menyebabkan timbulnya kankaer kandung kemih pada tikus yang diberi ransum siklamat. Hasil metabolisme siklamat yaitu sikloheksilamina mempunyai sifat karsinogenik. Tingkat peracunan siklamat melalui mulut pada tikus percobaan yaitu LD50 (50% hewan percobaan mati) sebesar 12,0 g/kg berat badan. Penelitian lain menunjukkan bahwa siklamat dapat menyebabkan atropi yaitu terjadinya pengecilan testicular dan kerusakan kromosom.

Pada penelitian lainnya menunjukkan bahwa siklamat terbukti tidak bersifat karsinogen dan uji mutagenisitas jangka pendek tidak membuahkan hasil yang konsisten. Hal ini menyebabkan siklamat di beberapa negara diizinkan kembali penggunaannya, kecuali negara Amerika Serikat tidak mengizinkan penggunaan siklamat sebagai zat tambahan makanan.

Di Indonesia menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 722/Menkes/Per/1X/88 kadar maksimum asam siklamat yang diperbolehkan dalam makanan berkalori rendah dan untuk penderita diabetes melitus adalah 3 g/kg bahan makanan/minuman. Menurut WHO batas konsumsi harian siklamat yang aman (ADI) adalah 11 mg/kg berat badan. Sedangkan pemakaian sakarin menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 208/Menkes/Per/1V/85 tentang pemanis buatan dan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 722/Menkes/Per/1X/88 tentang bahan tambahan pangan, menyatakan bahwa pada makanan atau minuman olahan khusus yaitu berkalori rendah dan untuk penderita penyakit diabetes melitus kadar maksimum sakarin yang diperbolehkan adalah 300 mg/kg.


Sumber :
http://hnz11.wordpress.com/2009/05/27/siklamat/
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/zat-aditif/sakarin-dan-siklamat/

Selasa, 18 Februari 2014

INDUSTRI PARFUM RUMAHAN





PROFIL PERUSAHAAN
Nama perusahaan                    : PT FRAGRANCE INDONESIA
Komoditas perusahaan            : Parfum (Fragrance)
Pemilik perusahaan                 : Lavenia Hascar, S.E
Jumlah karyawan                    :
  • Bagian produksi          : 20 orang
  • Bagian RnD                : 5 orang
  • Bagian QC                  : 5 orang
  • Bagian QA                  : 2 orang
  • Bagian marketing        : 5 orang

DESKRIPSI PERUSAHAAN  
        
PT FRAGRANCE INDONESIA merupakan perusahaan nasional yang mulai merintis usahanya pada tahun 2006 silam. Pendirian perusahaan ini didasarkan pada makin meningkatnya kebutuhan masyarakat yang berkaitan erat dengan wewangian atau parfum. Awalnya perusahaan ini hanya didukung oleh beberapa karyawan saja dan cakupan distribusinyapun terbatas pada kawasan atau daerah tertentu. Seiring dengan makin berkembangnya jaman, hal ini juga berdampak pula pada berkembangnya perusahaan wewangian yang mulai melebarkan dunia pasar hingga regional Jwa Tengah. Tahun ini, perusahaan wewangian PT FRAGRANCE INDONESIA sudah mulai merambah pemasarannya ke pulau tetangga seperti Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, Bali, Papua dan beberapa pulau nasional lainnya.


CARA PEMBUATAN PARFUM

Cara membuat bibit parfum dengan metode penyulingan :
Bibit parfum diperoleh dari ekstrak atau sari wewangian yang umumnya diperoleh dari proses penyulingan, ekstraksi, atau perendaman dari berbagai bahan-bahan tumbuh-tumbuhan seperti akar, kulit batang, atau bunga. Hasil yang didapatkan dari cara penyulingan ini masih asli dan belum tercampur bahan apapapun.

Bahan dasar yang dapat digunakan untuk pembuatan bibit parfum ini  antara lain: bunga melati, cendana, mawar,  bunga matahari, lavender, kenanga, akar-akaran, biji-bijian dan sebagainya.

Tiga cara yang umum dipakai untuk mendapatkan sari minyak wangi : 
  • Ekstraksi yaitu memerangkap wewangian dengan larutan dengan pelarut petroleum ether
  • Penyulingan atau destilasi.
  • Cara perendaman (maceration). 

Alat-alat yang diperlukan:
  • Mesin blender (mesin penghancur bahan). 
  • Alat penyulingan (destilasi) yang harganya berkisar 15 juta rupiah untuk kapasitas 10 kg.
  • Kompor sebagai sumber panas. 

Bahan-bahan:
  • Bahan dasar misalnya: bunga melati, cendana, mawar,  bunga matahari, lavender, kenanga, akar-akaran, biji-bijian dan sebagainya.
  • Mineral oil (phenyl ether 4lk0h0l).
  • Fixative.

Proses pembuatan:
  • Bahan dasar (misalnya: bunga melati) dihancurkan menjadi kecil-kecil menggunakan blender.
  • Masukkan bahan dasar yang sudah hancur tadi kedalam mesin penyulingan yang telah berisi air bersih. 
  • Selanjutnya adalah proses penyulingan (destilasi) yaitu dengan merebusnya sampai diperoleh uap (embun) hasil sulingan di dalam pipa kondensor, Uap (embun) hasil sulingan tersebut adalah sari minyak wangi (bibit parfum). 
  • Campurkan uap (embun) hasil sulingan dengan mineral oil (phenyl ether 4lk0h0l) dan fixative untuk memperoleh bibit parfum yang awet dan tahan lama. 
  • Proses terakhir adalah memasukkan bibit parfum ke dalam botol kemasan dengan menggunakan suntikan.
 
Cara Membuat Minyak Wangi

Bahan-bahan:
  • Minyak sitrun (Citroen oil)
  • Minyak Bergamut
  • Minyak geranium
  • Eau de Cologne (minyak wangi bibit)

Alat-alat:
  • Gelas ukur (maat glass) ukuran 100cc dan 10cc
  • Timbangan dengan kemampuan 1.000gr atau 1 Kg
  • Corong plastik kecil
  • Botol-botol tempat menyimpan bahan-bahan.
  • Botol untuk kemasan dengan berukuran 25 cc atau 50 cc
  • Pompa penyedot untuk mengeluarkan hasil produksi, atau bisa juga menggunakan suntikan.
  • Pipet untuk mengambil minyak.
 
Resep dan Formula:
  • Minyak sitrun (Citroen oil) sebanyak 170 cc
  • Minyak Bergamut Sebanyak 70 cc
  • Minyak geranium Sebanyak 70 cc
  • Eau de Cologne (minyak wangi bibit) 100 cc

Proses Pembuatan:
  • Siapkan sebuah botol yang dapat menampung cairan sebanyak maksimal 1000 cc, kemudian masukkan secara perlahan-lahan bahan yang telah dipersiapkan seperti: Minyak sitrun (Citroen oil) sebanyak 170 cc, Minyak Bergamut Sebanyak 70 cc, Minyak geranium Sebanyak 70 cc, dan Eau de Cologne (minyak wangi bibit) 100 cc. Tutuplah botol tersebut dengan rapat lalu kocoklah botol selama 20-25 menit dan diamkan selama 24 jam.
  • Apabila telah melewati waktu 24 jam maka minyak wangi telah jedi. Selanjutnya adalah memasukkan minyak wangi hasil olahan ke dalam botol-botol kemasan yang umum dipakai, misalnya botol yang berukuran 25 cc atau 50 cc, dan jangan lupa untuk memberi tutup yang rapat pada tiap-tiap botol tersebut.

PENGEMASAN PARFUM
Parfum yang telah jadi dikemas dalam botol botol yang menarik bagi konsumen. Botol botol yang menarik contohnya :